top of page

REFLEKSI

Pada Semester awal kuliah Desain Interior, saya mendapatkan mata kuliah Desain Dasar. Awalnya saya tidak begitu tahu mata kuliah ini mengenai apa dan memiliki tujuan apa. Namun, setelah melewatinya selama setahun, hingga di penghujung semester 2, saya tahu dan saya mendapatkan banyak hal dari mata kuliah Desain Dasar. Dan saya yakin, manfaat yang saya dapatkan dari mata kuliah ini akan berguna hingga saya di dunia kerja nanti.

          Desain dasar memiliki pelajaran yang sama dengan pelajaran nirmana. Mungkin hanya dirubah namanya saja. Namun, mata kuliah ini sama halnya memberi pelajaran tentang elemen-elemen dasar desain yang meliputi titik, garis, bidang, volume, warna, dan tekstur, baik dwimatra dan trimatra. Semua elemen tersebut kemudian dikomposisikan dengan proporsi dan teknik yang tepat sehigga tampak adanya kesatuan. Elemen yang awalnya tidak memiliki bentuk, semua diolah dengan prinsip dan teknik desain sehingga berubah menjadi karya rupa yang memiliki bentuk atau makna.

          Pada semester 1, saya mendapat pelajaran desain dasar yaitu nirmana dwimatra. Nirmana dwimatra merupakan unsur dasar desain yang berfokus pada karya yang memiliki ruang 2 dimensi. Tidak hanya membuat gambar dari elemen-elemen desain, dwimatra juga memperhatikan soal penataan proporsi, skala, dan komposisi. Sehingga hasil akhirnya dapat terlihat seimbang dan satu. Ada beberapa jenis karya yang menggunakan metode dwimatra.

DWIMATRA

ELEMEN GARIS

Ilusi

Garis adalah elemen desain yang merupakan gabungan dari titik. Garis bisa membentuk berbagai pola, baik vertical, horizontal, diagonal, lengkung, serta dapat menciptakan kesan ruang 2 dimensi. Dari pengalaman saya ketika bereksperimen dengan garis, saya belajar bahwa garis mampu menciptakan kesan seperti ilusi dan mampu membentuk sebuah karya seni dengan mengkomposisikannya baik secara statis maupun dinamis.

ELEMEN BIDANG

Berikutnya adalah bidang. Bidang dapat tercipta melalui penyusunan beberapa garis yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Bidang bisa beragam bentuknya, baik bidang geometric dan organic. Melalui elemen bidang, saya belajar bahwa bidang tersebut bisa dibentuk patra dengan teknik repetisi. Selain itu, bentuk datar tersebut juga bisa disusun menjadi bangun ruang. Contohnya seperti kubus, balok, dan tabung.

New Doc 2019-12-16 13.44.19_5.jpg

ELEMEN WARNA

New Doc 2019-12-16 13.44.19_12.jpg
New Doc 2019-12-16 13.44.19_8.jpg

Dalam desain, warna berperan sangat penting. Warna mampu mempengaruhi kesan dan perasaan seseorang yang melihatnya. Dari pelajaran ini saya belajar tentang berbagai macam jenis kombinasi warna dan tekniknya. Baik gradasi, simultan, warna laras-kontras, dan lain sebagainya. Senang rasanya ketika mampu menghasilkan berbagai macam warna dengan hanya mencampurkan komposisi antara warna dasar yaitu, biru, kuning, dan merah. Pengalaman saya yang tidak akan terlupakan tentang warna yaitu ketika mencampur warna dan membuat gradasi. Perlu sangat hati-hati terutama dalam membuat gradasi karena penurunan warna sedikit saja hasilnya sudah berbeda. Selain itu, saya juga lebih mengenal jenis-jenis cat, seperti tinta bak, cat poster, cat akrilik, cat air, dan jenis-jenis cat yang lainnya.

TRIMATRA

Pada semester selanjutnya, saya mendapat pelajaran desain dasar yaitu nirmana trimatra. Nirmana trimatra merupakan unsur dasar desain yang berfokus pada karya yang memiliki ruang 3 dimensi. Sebenarnya unsur dan prinsip yang digunakan hampir sama dengan karya 2 dimensi. Namun yang membedakannya yaitu, trimatra memiliki dimensi yang lebih nyata dan bentuknya pun dapat dipegang. Jika dwimatra berhubungan dengan segala sesuatu yang digambar, berbeda halnya dengan trimatra. Ada banyak material dengan keunikan karakteristik bahannya yang saya gunakan untuk mengeksplorasi bentuk karya trimatra. Berikut beberapa jenis karya yang menggunakan metode trimatra dengan keunikan materialnya.

GARIS DAN RUANG

Material Kabel Ties

Elemen garis pada trimatra, saya menggunakan material yaitu kabel ties. Kabel ties memiliki karakteristik bahan yang lentur. Bentuknya pipih dan panjang sehingga menyerupai garis. Hal terutama yang penting  untuk dilakukan yaitu, mempelajari karakteristik dari material yang akan saya gunakan. Karena dengan demikian, saya bisa mengenali dan memanfaatkan karakteristik dari material tersebut untuk menciptakan garis dan ruang sesuai dengan tujuan dari tugas. Karena pada tugas ini saya dapat tantangan untuk tidak menggunakan bahan perekat.

Raut, garis, dan Ruang

Material Yellow Board

Material karton yellow board, memiliki karakteristik yang hampir sama dengan lembaran PVC. Bahannya kaku dan tebal sehingga agak sulit untuk dipotong. Dalam pembuatan karya raut, garis, dan ruang, saya memanfaatkan karakter kaku dari material ini. Keunikan dari material ini, meski kaku, saya masih dapat membuat bentuk lengkung atau dinamis. Caranya sederhana, seperti yang ada di video saya pada halaman raut, garis, dan ruang, menyayat garis lurus dengan jarak 1 cm pada bidang, namun tidak sampai patah. Kemudian, menekuknya sesuai bentuk yang diharapkan. Dalam pewarnaan, material ini cocok dengan menggunakan pylox atau cat akrilik.

TAMPAK DEPAN

Material PVC Sheet

Elemen selanjutnya yaitu bidang. Pada elemen ini saya menggunakan material PVC sheet dengan ketebalan 2 mm untuk tugas roncetan. PVC sheet memiliki karakteristik yang kaku sehingga bidang yang saya buat menjadi kuat. Pengalaman saya dengan material ini yaitu, bahan yang kaku dan tebal, membuatnya agak susah untuk dipotong sehingga memerlukan alat potong yang tepat. Dari pembelajaran karakter bahan ini, saya mengenal beberapa macam alat potong. Meski memotongnya susah, tidak sebanding dengan hasil yang saya dapatkan dengan terciptanya karya saya yang kuat dan awet.

ANTROPOMETRI

Antropometri

Setiap mahasiswa desain pasti pernah menjumpai mata kuliah nirmana. Namun, beberapa materinya mungkin ditambah materi khusus sesuai dengan penjurusannya masing-masing. Seperti yang saya pelajari yaitu materi Antropometri. Materi ini sangat penting terutama bagi mahasiswa interior seperti saya. Mungkin mahasiswa desain fashion juga mempelajari materi ini agar dapat menciptakan pakaian yang pas sesuai proporsi tubuh manusia. Namun bagi saya, Antropometri tidak hanya penting untuk mempelajari proporsi tubuh manusia, tetapi juga agar dalam pembuatan karya, saya tidak hanya mementingkan estetika tetapi juga kenyamanan bagi penggunanya sesuai dengan teori antropometri.

TAMPAK DEPAN

Material Karton Dupleks

Tidak hanya garis dan bidang, trimatra juga mempelajari bangun ruang atau yang disebut massa. Pada tugas ini saya menggunakan bahan karton dupleks atau karton yang biasa dibuat untuk nasi kotak. Tantangan saya membuat karya ini yaitu, pentingnya ukuran jaring-jaring dari tiap bangun ruang. Untuk karakteristik materialnya, bahan ini tidak terlalu tebal sehingga mudah untuk dipotong dan dilipat. Namun permukaan karton ini cukup licin sehingga perlu menggunakan cat akrilik untuk pewarnaannya dan beberapa bagian perlu melapisi warna sebanyak 2 kali untuk hasil warna yang maksimal.

WOODY WISHPERER

Material Isi Lem Tembak

Pengalaman saya pada tugas akhir dari mata kuliah ini yaitu membuat My Personal Space. Pada tugas ini, saya menggunakan material yaitu isi lem tembak kecil untuk  material maketnya. Material ini cukup kaku namun juga lentur. Dengan memanfaatkan sifat lenturnya, material ini mudah untuk dipotong. Namun, sifatnya yang lentur, saya perlu merekatkan antar lem satu dengan yang lain agar lem bersebut dapat berdiri tegap dan memvisualisasikan desain saya. Penggunaan material ini hanya untuk mempresentasikan desain saya saja. Akan tetapi, apabila karya ini benar dibuat dengan skala 1:1, saya menggunakan material kayu solid seperti yang saya jelaskan pada halaman My Personal Space 2 saya.

SUKA DAN DUKA

Pollack

Noda TETAPLAH NODA

Dalam membuat karya pada mata kuliah ini, benar-benar membutuhkan perhatian yang ekstra. Seperti pengalaman saya ketika membuat duamatra, di mana saya menggunakan cat poster. Agar karya tampil maksimal, perlu adanya kerapian dan ketepatan. Saat saya tidak sengaja keluar garis, saya perlu menebalinya atau paling parah mengulangnya. Tidak hanya noda keluar dari garis saja, tetapi saat mencampur warna kembali dan warna tidak bisa sama dengan yang sebelumnya, saya perlu mengulang agar warna tidak berbeda.

Paint Cans

mencampur cat tak semudah ekspektasi

Saat pelajaran duamatra dan materi warna, saya pertama kalinya menggunakan cat poster. Sebelumnya, seumur hidup saya, soal warna, saya hanya menggunakan pensil warna di mana warna-warna sudah tersedia semua. Sedangkan, dengan cat poster, saya berlatih mencampur warna dengan 3 warna primer yaitu, biru, kuning, dan merah. Awalnya, saya kesulitan. Warna yang saya hasilkan tidak seperti apa yang saya harapkan. Sampai pada akhirnya saya cukup boros cat karena kesalahan saya. Namun, perjuangan tidak pernah sia-sia. Pengalaman saya dengan eksperimen cat, melatih saya sehingga saya sekarang cukup mengenal komposisi jumlah warna cat untuk menghasilkan warna yang diharapkan.

Clean Bubbles

bersih-bersih

Dalam pembuatan karya, banyak tahapan atau proses kerja yang tidak sedikit. Tiap langkah menghasilkan sisa-sisa buangan. Baik potongan kertas, cat yang kering, kotoran penghapus, air bekas cat, lem mengering, dan masih banyak lagi. Setelah karya jadi pun, tahap beres-beres inilah yang cukup melelahkan. Namun, kelelahan ini terbayarkan dengan rasa puas dari karya yang telah jadi.

Wooden Bed

Begadang bukan hal yang asing lagi

Pekerjaan membuat karya tentu saja memakan waktu yang cukup banyak, mulai dari brainstorming atau pencarian ide konsep, proses pengerjaan, menunggu cat kering, mengatasi kendala-kendala, belum lagi tugas dari mata kuliah lain. Sehingga dalam proses pengerjaan, begadang bukan hal yang asing lagi. Kopi pun menjadi sahabat saya. Terlebih kalau deadline sudah dekat, begadang pun pilihannya. Apalagi disaat saya stuck, ide tidak keluar, di sana memakan waktu cukup banyak. Sehingga solusi saya yaitu, saya langsung kerja dengan tidak memikirkan ide atau ekspektasi yang terlalu tinggi. Pelan-pelan dalam proses pengerjaan, ide itu akan muncul sendiri. Dan akhirnya pekerjaan bakal selesai tepat waktu.

Crafting Desk

pengalaman yang tak akan terlupakan

Banyak hal yang telah kualami selama berproses di mata kuliah ini. Banyak pembelajaran yang bisa saya ambil. Tentu saja ini akan menjadi bekal sekaligus pengalaman saya yang tidak akan terlupakan. Terlebih mata kuliah ini ada di tahun pertama saya kuliah, sehingga saya mendapat teman baru pun juga melalui kelas ini. Rasa puas, senang, tegang, rindu, rasanya campur aduk kalau memikirkan mata kuliah ini. Suatu hari saya pasti merindukan momen-momen saat saya mengikuti kuliah desain dasar.

MANFAAT DESAIN DASAR

Bagi saya, awalnya saya tidak tahu apa manfaat dari belajar desain dasar. Namun, saya menyadari bahwa mata kuliah ini sangat penting dan memiliki dampak yang besar bagi saya ke depan hingga ke dunia kerja nantinya. Karena saya merasakan bahwa dengan mengikuti mata kuliah ini, saya mengetahui elemen-elemen desain dan setiap elemen itu memiliki fungsi dan kesan yang berbeda pula.

Sejak mengikuti mata kuliah ini, saya merasa lebih peka atau sensitif soal desain. Tentang irama, keseimbangan komposisi, proporsi, warna dan lain sebagainya. Bahkan tidak hanya membuat saya lebih peka soal desain 2 dimensi, melainkan juga 3 dimensi. Saya merasa bahwa mata saya lebih terbuka. Saya lebih peka dan menyadari sesuatu tentang desain daripada yang sebelumnya.

​

VIRTUAL EXHIBITION

Dengan mengerjakan tugas-tugas ditambah ilmu yang baru, kreativitas saya terasah pula. Rasanya selera seni seperti meningkat. Saya pun menjadi lebih bersemangat dan pasti memberikan karya yang terbaik. Dan usaha saya tidak sia-sia. Seperti pengalaman saya membuat my personal space 1, tidak kusangka karya saya terpilih untuk ditampilkan dalam virtual exhibition atau pameran online selama saya mengikuti kuliah di tengah pandemic COVID 19. Ternyata, pandemic pun tidak menjadi halangan buat saya untuk terus berjuang dalam berkarya.

​

Selain itu, saya juga diproses dan belajar banyak hal baik hardskill dan softskill. Dalam hardskill, saya belajar mengenai komposisi yang baik dengan memperhatikan keseimbangan, emphasis, proporsi, skala, dan irama melalui variasi jarak, ukuran, teknik overlap, movement, interlocking, abutting, repetisi, serta positif dan negatif sehingga menimbulkan Unity. Sedangkan dalam softskill, saya belajar mengenai disiplin waktu, menjadi pribadi yang tangguh, dan mampu bekerjasama dalam sebuah kelompok. Terima kasih desain dasar. Kelas ini akan selalu saya kenang di hati.

THANK YOU

bottom of page